Sabtu, 23 Juni 2012

Cara Pembuatan Tabel pada microsoft word ( FAESAL).mp4

Kamis, 10 Mei 2012

SISTEM NERVOSUM (Susunan Syaraf)


SISTEM NERVOSUM
(Susunan Syaraf)
q  MANUSIA → makhluk AKTIF + DINAMIS → banyak berinteraksi dgn lingkungannya
q   Sehingga → PERLU KEMAMPUAN BERINTERAKSI, yaitu
o         Mampu meMONITOR sekitarnya
o         Mampu mengerti/paham hal yang dimonitor
o         Mampu beREAKSI
q  Untuk itu, tubuh Manusia dilengkapi dengan sistem adaptasi atas lingkungan tsb → SISTEMA NERVOSUM (Susunan Syaraf)
q  Sistema Nervosum → suatu “struktur” pd Tubuh Manusia
SISTEMA NERVOSUM
q PENGERTIAN
o       Susunan syaraf terdiri atas 2 KELOMPOK
1.     Susunan syaraf yang di SADARI (SSS)
Ø Mampu untuk kita sadari suatu rangsangan/impuls
Ø Mampu untuk kita bereaksi secara sadar/kemauan kita
2.     Susunan syaraf OTONOM (SSO)
Ø Susunan syaraf yg mampu merasakan impuls dan bereaksi secara OTOMATIS
Ø Tidak diatur  oleh kemauan kita
Ø Tetapi dpt disadari atau tidak disadari
q PENGERTIAN(lanjutan)
o       Susunan Syaraf yg disadari - terdiri LAGI dari :
1.     Susunan Syaraf Pusat (SSP)
Ø terletak dalam cavum cranii (rongga tengkorak kepala) dan Canalis Vertebralis (saluran dlm columna vertebralis)
Ø Merupakan pusat penerima dan pengantar reaksi timbal balik dgn Susunan Syaraf Perifer
2.     Susunan Syaraf Perifer (SSPr)
Ø Terletak di luar SSP
Ø Dibentuk/terdiri dari serabut2 syaraf (=NERVUS) → yg menjalar ke seluruh bgn tubuh kita
Ø Terdiri dari 2 kelompok :
»       Nn. Craniales
            - keluar dari terutama Batang Otak (Truncus Cerebri)
            - persyarafi kepala + leher
»       Nn. Spinales
            - keluar dari sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis)
            - persyarafi seluruh tubuh lainnya
q PENGERTIAN(lanjutan)
o       Susunan Syaraf OTONOM  terdiri LAGI dari
1.     Syaraf Otonom Sympathis
2.     Syaraf Otonom Parasympathis
o       Kedua macam syaraf otonom tsb → persyarafi struktur organ-organ tubuh dan pembuluh darah
o       Kedua macam syaraf otonom tsb → bekerja saling berlawanan
q PRINSIP KERJA
o       Susunan Syaraf bekerja oleh adanya Rangsangan (=STIMULUS/IMPULS)
o       Stimulus →  diterima RECEPTOR (ujung syaraf penerima impuls) →  diantar serabut syaraf SSPr (=NERVUS)  ke SSP (diolah), kmd SSP kirim Stimulus balik → Nervus SSPr → ke EFFECTOR (organ penerima Effek → Otot & kelenjar)
q STRUKTUR DASAR
o       Dari Prinsip kerja di atas “STRUKTUR DASAR” yang UTAMA Susunan Syaraf dibentuk oleh sel syaraf (=NEURON) yg mempunyai kemampuan mengantar stimulus.
Catatan : terdapat sel syaraf lainnya yaitu NEUROGLIA → hanya   berfungsi sbg sel Penunjang (tidak mengantar stimulus)
q vSTRUKTUR DASAR(lanjutan)
o       NEURON
v Terdiri dari Badan Sel + Axon + Dendrit
v Axon + Dendrit →  tonjolan /juluran dari Badan Sel
v Alur stimulus pada struktur NEURON :  Dendrit → Badan Sel → Axon
v Axon + Dendrit →  membtk/menyusun struktur SUBSTANTIA ALBA Susunan Syaraf
v Badan Sel → membtk/menyusun struktur SUBSTANTIA GRISEA Susunan Syaraf
v Kumpulan Axon dan atau Dendrit disebut :
Fasciculus / Tractus dlm SSP dan Nervus pada SSPr
v Kumpulan Badan Sel disebut :
Nucleus dalam SSP dan Ganglion pada SSPr
v Ukuran suatu “NEURON” dpt sd > 1 meter, tetap dalam ukuran mikroskopis
v Kecepatan stimulus pd Neuron 10 – 120 m/detik
o       Dgn demikian Struktur Susunan Syaraf apapun selalu td SUBSTANTIA ALBA + SUBSTANTIA GRISEA
q STIMULUS
o       Adalah impuls/rangsangan yg diantar oleh NEURON (baik melalui NERVUS SSPr dan TRACTUS /FASCICULUS SSP)
o       Stimulus berasal dari Receptor dan ke Effector
o       Stimulus dari Receptor → SENSORIS/SENSIBEL
o       Stimulus ke Effector → MOTORIS
o       Ada 3 kelompok stimulus SENSORIS :
1.     EXTEROCEPTIF
v Stimulus dari luar tubuh
v Cahaya, pendengaran, penciuman, raba, tekanan, nyeri, suhu, gatal, geli
2.     INTEROCEPTIF
v Stimulus dari bagian dalam tubuh
v Rasa kenyang/penuh, rasa sakit dalam
3.     PROPRIOCEPTIF
v Stimulus yg berasal dari otot,sendi + alat2 sendi dan alat vestibuler (keseimbangan)
v Rasa getar, kemampuan menentukan suatu benda dari perabaan (stereognosis), bedakan 2 titik (diskriminatif), posisi, rasa gerak
q Terdiri dari :
o       Nervi Craniales (dibahas tersendiri)
o       Nervi Spinales
q NERVUS SPINALIS
o       Mempersyarafi struktur bgn tubuh kecuali sebagian Kepala + Leher
o       N. SPINALIS dibentuk oleh RADIX ANTERIOR + RADIX POSTERIOR yg keluar dari MEDULLA SPINALIS
o       N. SPINALIS  keluar dari Columna Vertebralis melalui FORAMEN INTERVERTEBRALE
o       Selanjutnya bercabang kmd ke seluruh tubuh
o       Ada 31 pasang Nervi Spinales
o       N. Spinalis mengantar Stimulus SENSORIS (dari Receptor tubuh) dan Stimulus MOTORIS (dari SSP ke Effector bgn tubuh)
o       Melalui N. Spinalis diantar pengaturan motorik (gerak) dan Reflex Tubuh

                       

Rabu, 02 Mei 2012

TEKNIK PEMERIKSAAN ANKLE JOIN

       AP
PP  : Pasien duduk/supine diatas meja pemeriksaan.
PO : Tungkai serh yang di foto lurus di atas meja pemriksaan, letakan ankle join di tengah- tengah kaset dalam   keadaan true ap dgn meliha maleolu lateralis dan maleolus medaalis berjarak sama pada kaset.
FFD : 90-100cm
Cr    :  Tegak lurus bidang film
CP  :  Pertengahan ankle join




     LATERAL
PP  : Psin dudk /supine di atas meja periksaan
PO  : Tungkai kaki ankle joint yang akan di periksa diposisika lateral sesuai dengan bagian mana yang sakit, eksorotasikan sehingga bagian lateral menempel pada meja pmeriksaan, bagian tungkai yang tidak di periksa di fleksika sehingga menjauhi kaset yang akan di periksa.
FFD : 90-100cm
CR   : Tegk lurus bidang film. Pada proyeksi medio lateral,
CP   : Maleolus medialis
CR   : Tegak lurus bidang film. Pada poyeksi latero medial,
CP   : Maleolus lateralis.

Selasa, 01 Mei 2012

FILM X-RAY



  

Film x-ray adalah alatyng digunakan sebagai pencatat bayangan dan gambar yang digunakan sehingga bisa terlihat dnga mata kepala.

    Film yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :
1. 18 x 24 cm
2.  24 x 30 cm
3.  30 x 40 cm
4.  35 x 35 cm
     Film di tinjau dari segi strukturnya terbagi atas 2, yaitu :
1. Single emulsi
2. Double emulsi
    Film di tinjau dari segi sensitifitasny terhadap cahaya terbagi atas 2, yaitu :
1. Blue sensitif
2. Gren sensitif
    Film di tinjau dari segi pemakaiannya terbagi atas 2, yaitu
1. Menggunakan sceen
2. Tanpa scren
   
     Sifat film x-ray adalah :
"Mempunyai kemampuan membuat pola dari bermaca-macam kehitaman (densitas) yang sebanding dengan intansitas cahaya / radiasi yang di serap".

Minggu, 29 April 2012

BIODATAKU


Nama Lengkap                                  :  Faesal
Nama Panggilan                                 :  Fae
No. Induk Mahasiswa (NIM)             :  11073
Tempat/Tgl Lahir                                :  Wabula,04-01-1993
Jenis Kelamin                                     :  Laki-Laki
Agama                                               :  Islam
Asal Sekolah                                      :  SMA N 1 WABULA
Alamat Rumah                                   :Wabula kab,Buton

Sabtu, 28 April 2012

TEKINIK RADIOGRAFI OSSA MANUS


posisi ap
            PP   : Pasien duduk di ats meja pemeriksan.
PO  : letakan OSSA MANUS di atas kaset dalam posisi AP dgn jari-jari (DIGITI) agar tidak                                        saling merapat, OSSA ANTBRAHI juga menempel pada meja pemeriksaan.
            FFD: 90-100 cm
            CR   : tegak lurus bidang film
            CP  : METACARPO PHALANGEAL JOINT DIGITI III
POSISI OBLIQ
            PP   : posisi duduk menyamping di samping meja pemeriksaan
                     Letakan.
            PO   : Letekan OSSA ANTEBRAHI  menempel di meja pemeriksaan dengan OSSA MANUS
                       Pada posisi lateral, dengan OS ULNARIS menempel pada meja pemeriksaan, Endorotasi
                      Sehingga metacarpal membentuk sudut 45derajat pada bidang film ujung jari-jari di
                       Letakan.
            FFD   : 90-100cm
            CR      : Tegak lurus bidang film
    GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN POSISI     AP
            CP      : METACARPO PHALANGEAL JOINT DIGI TI III
           

Rabu, 25 April 2012

PESAWAT SINAR-X

            Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan subsistem sinar-X atau komponen. Sistem sinar-X adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen sistem sinar-X. Pesawat sinar-X diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X, kolimator, dan tiang penyanggah tabung.


Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya maka pesawat sinar-X dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
(1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);
(2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile); dan
(3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).

pesawat sinar-X diagnostik dapat dijadikan dalam 7 (tujuh) kelompok, meliputi:

1. Pesawat sinar-X portabel (Portable Radiographic Equipment)


2. Pesawat Sinar-X Mobile (Mobile Radiographic Equipment)


3. Pesawat Sinar-X Mamografi (Mammographic Equipment)


4. Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap/Besar (Major/Fixed Radiographic Equipment)


5. Pesawat Sinar-X Fluoroskopi (Fluoroscopic Equipment)


6. Pesawat Sinar-X Gigi (Dental Radiographic Equipment)


7. Pesawat Sinar-X CT- Scan (Computed Tomographic Equipment)


Pesawat sinar-X diagnostik untuk radiografi maupun fluoroskopi harus dipasang secara lengkap dengan memenuhi spesifikasi dan parameter keselamatan, antara lain meliputi:

a. Spesifikasi Radiografi

1. Wadah Tabung
- Setiap wadah tabung pesawat sinar-X diagnostik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung, dengan luas tidak lebih besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1 jam pada jarak 1 m dari sumber radiasi sinar-X pada saat dioperasikan tiap tingkat yang dispesifikasi oleh pabrik.
- Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukkan letak fokus.

2. Diafragma
- Wadah tabung pesawat sinar-X stationery harus dilengkapi dengan kolimator yang ada lampunya.
- Sedangkan untuk pesawat sinar-X mobile, lampu kolimatornya lebih baik yang berbentuk konus jika mungkin.
- Diafragma yang membatasi luas lapangan atau konus harus dilengkapi dengan persyaratan tingkat kebocoran radiasi yang menjelaskan wadah tabung.
- Setiap diafragma harus diberi tanda yang tidak mudah hapus dengan luas lapangan yang menunjukkan jarak fokus ke film.

3. Filter 
- Tabung pesawat sinar-X dengan kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus mengggunakan total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter permanen atau bawaan.
- Wadah tabung harus mempunyai total filter yang ekivalen dengan 2, 0 mm Al (dengan 1,5 mm filter permanen) untuk pesawat sinar-X yang pengoperasiannya di atas 100 kV kecuali untuk pesawat mammografi atau dental.
- Mammografi harus mempunyai filter permanen ekivalen 0,5 mm Al atau 0,03 molybdenum (Mo) dalam berkas guna.
- Total filter permanen dalam radiografi Dental konvensional dengan tegangan tabung sekitar 70 kV harus ekivalen 1,5 mm Al.
- Sedangkan untuk pesawat gigi extra-oral (Panoramic dan Chepalometri) tegangan tabung lebih besar 70 kV (sekitar 90 kV), total filter harus ekivalen 2,5 mm Al.
- Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahan juga harus diberi tanda yang jelas, misalnya pada diafragma.

4. Konus Khusus
- Konus dental radiografi atau mammografi harus dibuat sedemikian sehingga jarak fokus dengan kulit paling tidak 20 cm untuk pesawat yang beroperasi di atas 60 kV dan sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat hingga 60 kV.
- Konus dental radiografi harus membatasi luas lapangan pada jarak kurang dari 7,5 cm pada bagian ujung konus.
- Untuk Tomografi Panoramic, ukuran berkas pada holder kaset tidak boleh melebihi ukuran 10 mm x 150 mm.
- Luas berkas total tersebut hendaknya tidak melebihi dari luas celah penerimaan pemegang (holder) kaset, artinya kelebihan luas tidak boleh lebih dari 20 %.
- Sedangkan untuk Chepalometri harus dilengkapi dengan diafragma atau kolimasi
- Tempat kedudukan fokus dalam arah sumbu berkas sinar-x harus mudah terlihat.

b. Spesifikasi Fluoroskopi

1. Tabung dan Filter Fluoroskopi
- Wadah tabung harus sesuai dengan tingkat kebocoran radiasi yang telah dijelaskan padapesawat radiografi.
- Berkas guna harus menggunakan total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al untuk fluorokopi umum dan tidak kurang dari 2,5 mm Al untuk pemeriksaan kardiovaskuler

2. Kaca Timah Hitam Penahan Radiasi
- Kaca timah hitam yang ada pada screen fluoroskopi harus setara dengan 2,0 mm Pb untuk operasi hingga 100 kV.
- Untuk peralatan hingga ribuan volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01 mm per kV.

3. Penutup Karet Timah Hitam
- Meja & penyangga pesawat sinar-X harus disediakan dengan perlengkapan proteksi radiasi Dokter Spesialis Radiologi (DSR) dan petugas lainnya.
- Tabir timah hitam ini tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm dan ukurannya sesuai untuk melindungi DSR yang digantungkan :
(a) dari bawah screen hingga dapat menutupi kursi fluoroskopi dan
(b) dari ujung screen, terdekat ke DSR sehingga dapat menutupi bagian bawah hingga atas meja.
- Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada bagian samping DSR